Resmi Berperang, Rusia Serbu Ukraina, Warga Panik dan Berhamburan

  • Bagikan

CAKRAWALAINFO.CO.ID– Ketegangan antara Rusia dan Ukraina mulai terjadi. Bahkan, presiden Rusia Putin telah menyerukan deklarasi perang terhadap Ukraina. Ibukota Kyiv pun dikabarkan telah dijatuhi bom.

Situasi di Ukraina pun terus mencekam.
Suara ledakan bom di pinggiran ibu kota Ukraina, Kiev, dan bunyi sirene yang dipicu oleh invasi Rusia skala penuh ke negara itu telah membuat penduduk kota Kiev panik dan melarikan diri demi keselamatan.

Pada Kamis (24/2/2022) pagi waktu setempat, antrean panjang mobil terbentuk dari pusat kota menuju berbagai pintu keluar dari Kiev.

Selain itu, warga kota Kiev juga terlihat berdiri dan mengantre lama demi mengamankan suplai bahan makanan dan keperluan sehari-hari setelah Rusia menginvasi perbatasan Ukraina.

Jalan utama yang mengarah keluar dari ibu kota tersebut juga macet parah karena mereka coba melarikan diri dari potensi serangan.

Kota Kiev bukan termasuk dari tujuh kota yang diserang Rusia, tapi tanda-tanda kecemasan penduduk semakin meningkat seiring dengan terdengarnya suara pesawat, ledakan, dan juga sirine darurat.

Menurut laporan media lokal, orang-orang di sana juga tampak berlindung di stasiun bawah tanah kota dan tempat-tempat aman lainnya.

Pihak Kementerian Luar Negeri Ukraina menyatakan invasi yang dilakukan Rusia ke negaranya pada Kamis (24/2) merupakan bentuk perang. Mereka pun mendeklarasikan siap mempertahankan diri.

“Ini merupakan tindakan perang, suatu serangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, sebuah pelanggaran menjijikkan terhadap Statuta PBB, norma, juga prinsip hukum internasional,” ujar juru bicara Kemlu Ukraina, Oleg Nikolenko.

Nikolenko kemudian mengatakan bahwa tentara Rusia melakukan serangan di kota-kota Ukraina yang damai.

Menurutnya, tindakan Rusia itu dapat menghancurkan negara Ukraina dan merebut wilayah Ukraina dengan paksa, serta mengokupasi.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2/2022) mengumumkan operasi militer di Ukraina. Seperti dilaporkan AP, Putin mengklaim itu dimaksudkan untuk melindungi warga sipil.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin mengatakan tindakan itu dilakukan sebagai tanggapan atas ancaman yang datang dari Ukraina.

Dia menambahkan bahwa Rusia tidak memiliki tujuan untuk menduduki Ukraina. Putin mengatakan tanggung jawab atas pertumpahan darah terletak pada “rezim” Ukraina.

Putin memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya untuk mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada “konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.

Presiden Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan menawarkan jaminan keamanan kepada Moskow.

Putin mengatakan operasi militer Rusia bertujuan untuk memastikan “demiliterisasi” Ukraina. Putin mengatakan bahwa semua prajurit Ukraina yang meletakkan senjata akan dapat meninggalkan zona pertempuran dengan aman.

Tidak ada reaksi langsung dari Gedung Putih terhadap pernyataan Putin.

Namun para pejabat AS telah berulang kali berjanji untuk memberikan sanksi yang berlebihan terhadap ekonomi Rusia dan sekutu Putin sebagai pembalasan atas invasi lebih lanjut ke Ukraina.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan