Gelar Pelatihan APH, Disnakbun Pinrang Fokuskan Petani Kakao

  • Bagikan

CAKRAWALAINFO.CO.ID, PINRANG – Untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam mengendalikan hama secara rama lingkungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Proteksi Tanaman Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-BUN) Provinsi Sulawesi – Selatan menggelar pelatihan perbanyakan dan penyebaran Agens Pengendali Hayati (APH) bagi petani kakao di Desa Pangaparang Kecamatan Lembang, Kamis/28/11/2024.

Accang, Kepala Desa Pangaparang Dalam Sambutannya mengatakan dengan meningkatnya harga kakao sangat setuju apabila petani dibekali cara pengendalian hama secara ramah lingkungan demi produksi perkebunan kakao berkelanjutan.

“Mengingat harga kakao sekarang semakin meningkat saya sangat setuju apabila petani dibekali cara membuat dan mengaplikasikan pengendali hama dengan sistem organik agar produksi kakao bisa meningkat dan berkesinambungan mengingat mayoritas masyarakat disini hidupnya berkebun kakao, dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kab. Pinrang yang memfasilitasi pelatihan ini” Ungkapnya.

“Ditambahkannya kalau bisa selain mengendalikan hama petani juga dibekali cara memelihara kakao mulai saat menanam sampai panen karena terkadang petani putus asa apabila tidak mampu mengendalikan hama dikebunnya akhirnya mereka tebang”, tuturnya.

Patahuddin, Ketua Tim UPT Proteksi Tanaman Perkebunan, mengatakan kami datang disini untuk mengajar petani membuat APH yang bahan dasarnya mudah diperoleh dan merupakan pengendali hama sistem organik.

“Kedatangan kami disini untuk mengajar petani memperbanyak dan menyebarkan APH untuk mengatasi serangan hama di kebun kita, dimana bahannya mudah diperoleh tersedia disekitar kita sehingga irit biaya”, Ungkap Patahuddin.

Lebih Lanjut Patahuddin mengatakan”Dalam mengaplikasikannya tidak boleh terkontaminasi dengan bahan kimia seperti pestisida karena bakteri dari APH ini akan mati, jadi hal ini mengajak kita mengelolah kebun dengan sistem organik untuk perkebunan berkelanjutan”.

Sementara Sunardi, koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Disnakbun Kabupaten Pinrang, mengatakan penggunaan APH berfungsi maksimal jika disertai dengan sistem mekanis sederhana dan kelebihan APH boleh digunakan sebagai langkah pencegahan.

“Penggunaan APH akan berfungsi secara maksimal apabila disertai dengan pemeliharaan kakao dengan sistem mekanis sederhana, Seperti pemangkasan tanaman, sanitasi kebun, pupuk berimbang utamakan pupuk organik dan panen buah – buah yang terserang hama dan penyakit agar tidak menyebar”, ungkap Sunardi.

“Kelebihan APH ini sekalipun tanaman kakao tidak terserang hama dan penyakit boleh juga digunakan sebagai langkah pencegahan, interval pemakaiannya sekali dalam 2 minggu,” tutupnya. (*/)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *